Selasa, 16 November 2010
Pembukaan Asian Games 2010 di Guangzhau China Bernuansa Air
Guangzhou (SIB)
Guangzhou memenuhi janji memberikan kejutan, keunikan dan kemegahan pembukaan Asian Games XVI/ 2010 yang digelar di Pulau Haixinsha di Sungai Mutiara (Pearl River) Guangzhou China, Jumat.
Upacara pembukaan Asian Games XVI/ 2010 yang puncaknya digelar tepatnya Guangzhou Opera House di Pulau Haixinsha tampil beda dengan pembukaan even olahraga selama ini selalu dilakukan di stadion megah.
Guangzhou menampilkan prosesi lain dari biasanya yang penuh keunikan yakni memadukan kekhasan kota dengan aliran Sungai Mutiara atau Pearl River yang dibalut dengan kemasan even berteknologi dan inovasi mutakhir.
Selain memperkenalkan kontingen dari 44 negara peserta even olahraga empat tahunan tingkat Asia itu dalam devile di atas perahu hias, juga menampilkan prosesi kolosal penuh emosi sekaligus menggambarkan spirit negeri Tirai Bambu dari zaman ke zaman.
Tepat pukul 20.00 waktu China, PM Wen Jiabao tiba, kemudian disusul oleh Presiden Olympic Council of Asia (OCA) Sheikh Ahmad al Fahd Al Sabah.
Guangzhou Tower yang berdiri kokoh dengan balutan warna lampu aneka warna , hijau, merah, kuning, ungu dan orange menjadi ‘saksi’ prosesi unik pembukaan even olahraga empat tahunan tingkat Asia yang ke-16 itu.
Sementara itu di Guangzhou Opera House di Pulau Haixinsha ditampilkan berbagai pentas seni dan musik dengan menampilan ribuan lebih artis, penari dan para pelaku seni dari kota itu.
Aksi kolosal mereka dalam seragam yang ceria, berwarna-warni dengan dimonasi warna merah, kuning, perak, hitam dan putih.
Gelegar pesta kembang api yang diluncurkan dari semua penjuru Pulau Haixinsha mengawali ‘kejutan’ pembukaan Asian Games 2010. Penampilan kolosal bernuansakan air tersebut diawali dengan tampilnya penari dengan kemudian kemunculan sebanyak delapan gadis dari dalam air berikut sejumlah alat musik khas China.
Kehadiran dua penunggang kuda putih dengan jubah merah membuka tarian peperangan China tempo dulu, yang kemudian diikuti dengan kehadiran seratusan pria pembawa lampion.
Sebuah kapal laut khas China dengan tiang tinggi, menandai aksi spektakuler yang digelar di pinggiran sungai itu. Para “pelaut” China dengan balutan kostum merah-merah bergelayutan layaknya para pelaut China tempo dulu mengarungi lautan dan menerjang badai.
Di sesi berikutnya, mengawali generasi dan tradisi modern, ditampilkan aktraksi jetski oleh sekitar 10 orang yang meliuk-liuk di atas panggung yang kembali menjadi kolam berukuran besar.
Penampilan sejumlah penyanyi kenamaan China juga menambah suasana kian semarak, kemudian dirangkai dengan pertunjukan ‘wayang’ khas China. Namun bedanya bila selama ini pertunjukan wayang jenis itu dimainkan oleh boneka, pada acara itu dimainkan oleh penari manusia yang ditarik dengan menggunakan kawat oleh lebih sekitar seribuan orang.
Prosesi aktraksi pembukaan Asian Games XVI/ 2010 ditutup dengan pembentukan kaldron untuk Api Asian Games 2010. Pembentukan kaldron berlangsung unik, dan beda dengan yang lain yakni di letakan di atas panggung dengan empat tiang berbentuk lengkung.
Selanjutnya berlangsung devile kontingen 44 negara pesera Asian Games XVI/2010 berdasarkan urutan abjad. Kontingen Afghanistan menjadi kontingen pertama yang masuk ke arena Guangzhou Opera House itu. Kontingen Indonesia masuk dan berdevile pada urutan ke-10.
JADWAL PERTANDINGAN INDONESIA DI ASIAN GAMES
Berikut jadwal pertandingan kontingen Indonesia di Asian Games 2010 Guangzho, China pada Sabtu.
Renang:
200 meter gaya kupu-kupu putra: Triady Fauzi Sidiq (2:02,46) Heat 3. 18.57-19.01 Final.
Bulutangkis:
Beregu putri babak satu Indonesia vs India: Ardiyanti Firdasari vs Nehwal Saina, Greysa Polii/Meilana Jauhari vs Gutta J./Machimand, Maria Febe Kusumastuti vs Mutatkar Aditi Ajay, Liliyana/Nitya K. Maheswari vs Balan A./Sawant P, Linda Wenifanetri vs Pantawane Arundhati
Beregu Putra (perempat final): Indonesia vs pemenang (Taiwan vs India)
Biliar: English Billiard perorangan putra (preliminary – Match 1): Ricky Yang vs Do Hoang Quan (Vietnam). Pool bola-8 perorangan putra (preliminary) Irsal Afrinneza Nasution vs Prince Muhtadee Billah (Brunei)
Catur: perorangan putra (babak 1-2) Susanto Megaranto, perorangan putri (babak 1-2) Irene Kharisme Sukandar
Tenis: beregu putri (babak pertama) Indonesia vs India
Bola Voli Indoor: beregu putra: Pool C (penyisihan) Indonesia vs Turkmenistan.
Angkat Besi: kelas 56 kg putra Grup A Final: Jadi Setiadi (total: 271 kg) vs Cha Kum Chol/PRK/260 kg, Tran Le Quoc Toan/Vietnam/270 kg, Mueannuek Wanchai/Thailand/247 kg, Alsaleem Mansour/Arab Saudi/245 kg, Wu Jingbiao/China/290 kg, Phyo Pyae Phyo/Myanmar/250 kg, Colonia Nestor/Filipina/250 kg, Yamada Mansahary/Jepang/255 kg.
Wushu: Taolu putri Nandao, Nanquan: Ivana Ardelia Irmanto Putri Nanquan dan Nandao All Round (Final) Ivana Ardelia Irmanto.* Sanshou putri 60 kg.
Merah Putih Berkibar
Sementara itu, bendera Merah Putih telah berkibar di Perkampungan Atlet Asian Games 2010 di Guangzhou, China, Kamis, sekaligus menandai kehadiran kontingen Indonesia secara resmi untuk mengikuti pertandingan pada pesta ola raga empat tahunan yang diikuti 45 negara tersebut.
Upacara pengibaran bendera Merah Putih dilakukan bersamaan dengan pengibaran bendera India dan Lebanon, diikuti sekitar 50 atlet perwakilan kontingen Indonesia. Acara tersebut juga dihadiri Ketua Umum KONI-KOI Pusat Rita Subowo dan Wakil Komandan Satuan Tugas Asian Games Aslizar Tanjung. Dalam upacara yang berlangsung singkat dan sederhana itu, kontingen Indonesia mengenakan pakaian training merah putih dan topi merah.
Saat upacara berlangsung matahari bersinar terang sehingga membuat cuaca sangat panas menyengat. Namun, para atlet dan ofisial Indonesia tidak beringsut sedikit pun dan terus mengikuti upacara itu dengan khidmat. Seusai upacara, Rita Subowo menginformasikan bahwa tuan rumah China membangun komplek Perkampungan Atlet tersebut dengan dana sekitar 16 triliun rupiah dan terdiri atas 50 blok yang masing-masing bertingkat 13, berdiri kokoh dan tertata rapi di perkampungan atlet tersebut.
“Saya kebetulan mengikuti persiapan Asian Games ini dan beberapa kali diundang Komite Olimpiade Asia untuk meninjau ke sini. Sekarang kompleks apartemen ini semuanya sudah terjual dengan nilai 32 triliun rupiah atau dua kali lipat,” kata Rita. Menurut Rita, kondisi tersebut menunjukkan bahwa olahraga telah menjadi industri.
Ia menyatakan terkesan dengan tuan rumah China yang telah mempersiapkan pesta olahraga empat tahunan ini dengan sangat baik. Sementara itu, Kamis siang juga dilakukan pertemuan anggota Komite Olimpiade Asia di Guangzhou. Rita Subowo yang hadir dalam pertemuan itu menyatakan OCA mendorong lebih banyak lagi pembina-pembina olahraga dari Asia untuk menjadi anggota IOC.
Hal ini disebabkan jumlah anggota IOC dari Asia masih kalah banyak dibandingkan Eropa, padahal jumlah penduduk dan wilayah, Asia jauh lebih luas. (KJ/d)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar