Kulit udang yang selama ini hanya dianggap sampah dan selalu dibuang ternyata dapat dijadikan peluang usaha yang cukup menjanjikan.
Peneliti dari Universitas Negeri Medan (Unimed) Martina Restuti di Medan, Sumatra Utara, Ahad mengatakan, kulit udang dapat dijadikan peluang usaha. Kulit udang diolah menjadi bahan pengawet alami.
"Kalau kita lihat di Belawan, banyak kulit udang yang dibuang begitu saja. Sebenarnya itu bisa kita manfaatkan," kata Pembantu Dekan II Fakultas Matematika dan Ilmu Pengentahuan Alam (FMIPA) Unimed itu.
Ia menjelaskan, kulit udang bisa dijadikan sebagai bahan pengawet alami, sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan. "Bila kulit udang itu diolah dengan baik sebagai bahan pengawet yang aman, maka dipastikan akan disukai masyarakat, khususnya pedagang makanan," katanya.
Menurut dia, pembuatan tepung dari kulit udang sebagai pengawet makanan dilakukan dengan menganalisis senyawa bioaktivitas dari kulit udang itu, yang dilakukan melalui tahap deproteinasi, demineralisasi dan deasetilasi senyawa chitosan.
Chitosan merupakan senyawa dari kulit udang yang digunakan sebagai bahan pengawet. Selain itu, pembuatan tepung kulit udang dilakukan melalui tahap pembersihan, pengeringan dan pemblenderan. "Namun daya tahan atau keawetan makanan masih sekitar dua hari saja," tambahnya.
Menurut dia, masih singkatnya daya awet itu disebabkan penggunaan chitosan yang masih dalam kadar konsentrasi 0,07 gram. Jika kadar konsentrasi ditingkatkan, maka kemungkinan daya tahan keawetan makanan itu dapat lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar